1 Pokok Landasan Da'wah Yang Sering Terlalaikan | Griya Ilmu & Bisnis
 
Griya Ilmu & Bisnis
 
Kamis, 10 Februari 2011

1 Pokok Landasan Da'wah Yang Sering Terlalaikan

it's an information blog

Al-Islam, atau Da'wah Salafiyyah mempunyai 3 asas yang dimana para pengikutnya harus memiliki dan berpegang teguh pada ketiganya.

Inilah 2 pokok pondasi da'wah salafiyyah yang banyak di pegang erat oleh para pengikutnya:
1. At-tauhid
2. Al-ittiba'us-Sunnah An-Nabawiyyah

Dan inilah 1 pokok Landasan Da'wah yang sering terlalaikan dan banyak dilupakan para pengikutnya yaitu :
AT-TAZKIYYAH....

Sehingga lahirlah para pemegang teguh Tauhid & Sunnah yang Kaku, seperti Robot, Yang hanya mengetahui perkara Sunnah & Bid'ah tapi tak mampu bermuamalah...


Tak mampu bermuamalah dengan baik, diantaranya :
1. Jika berdiskusi kasar, mudah terpancing emosi, sehingga lupa maksud da'wah adalah mengajak, memahamkan orang...
2. Cuek terhadap lingkungan, jika sudah berbeda maka langsung dia tinggalkan, ...tanpa ada ikhtiar untuk berusaha memahamkan secara hikmah
3. Membenci kemungkaran, namun amar ma'ruf nahi munkarnya menyerang sisi pribadinya bukan kemunkarannya
4. Faham mana bid'ah mana sunnah, namun meninggalkan unsur akhlaq, sehingga saat saudaranya meninggal dunia, dia merasa putus hubungan, lupa anak istri saudaranya yang dalam kesulitan dalam hal penghidupan, bahkan tak jarang keluarga mereka ditinggalkan, tidak di tengok lagi, seolah2 kawan ngaji dan keluarganya itu hanyalah pindah keluar kota yang sulit dia jangkau...sehingga tak jarang keluarga temannya itu, yang istrinya telah terjaga auratnya, lalu menikah dengan orang yang tak faham terhadap agama...
5. Saat kawannya, tetangganya sakit, tak dijenguk, seolah-olah menjenguk orang sakit bukanlah sebuah sunnah...
‎6. Mengistilahkan ikhwan hanya kepada saudaranya, sehingga kadang keluar bahasa : "dia bukan ikhwan kita kok" dia lupa bahwa sesungguhnya sesama muslim adalah bersaudara...
7. Ketika menyampaikan da'wah kepada keluarga, sanak kerabat, kawan dekat, tetangga selalu keras,...dan dikeluarkanlah dalil-dalil "Bertetangga dengan kera dan babi lebih baik daripada dengan ahli bid'ah"... padahal dimana dia dan dimana maqomnya para 'alim yang mengeluarkan kalam tersebut, bahkan para 'alim pun telah jelas mengatakan "AHLI BID'AH" bukan para pelaku bid'ah kaum muqollidnya, namun dia terapkan secara serampangan...
8. Seringkali mengeluarkan kalimat :"Saya sudah menasehatinya, makanya saya tinggalkan karena tidak mau berubah", dia lupa bahwa seumur hidup Rosululloh shollalloohu 'alaihi wasallam adalah selalu menasehati para sahabatnya, dan orang-orang yang dikenalinya dari kaum yang telah beriman ataupun belum dengan secara terus menerus, bahkan beliau telah menyampaikan bahwa Al-hidayah adalah urusan Alloh, tugas beliau hanyalah terus menerus menyampaikan, dan banyak orang-orang yang membangkang dizaman Nabi masih hidup lalu mendapat hidayah setelah beliau meninggal semisal Abu Sofyan, ...artinya kewajiban mengingatkan adalah secara menerus, tidak sombong mengatakan : Saya sudah menasehatinya tapi dia tidak mau menuju jalan hidayah...
9. Tidak memahami posisi sendiri dan yang diajak berdiskusi, dimana kita ghuluw dalam mengakui sebagai "seorang pencari ilmu", padahal Al-Fadhilatusy-syaikh Muhammad Bin Sholih Al-Utsaimin didalam Kitabul ILM nya telah menjelaskan, bahwa : "adalah seorang pencari ilmu menyediakan waktunya sekian...sekian...jam untuk belajar, apakah kita termasuk seorang pencari ilmu??
10. Saat berdiskusi berlebihan dalam menyampaikan dalil, tak mudah menerima masukan, tidak berlapang dada dalam menerima dalil pendapat yang berbeda, sehingga mengedepankan ego pribadi dan mendudukan diri sebagai ustadz dan ulama...
11. melupakan bagaimana akhlaq salaf dan enggan membaca buku - buku tentang akhlaq salaf dalam hal ibadah, muamalah, muroqobah,muhasabah dan tentang ihsan, sehingga seolah-olah agama ini hanyalah sunnah dan bid'ah saja, syirik dan tauhid saja..sehingga hati mengeras, jiwa membeku, fikir buntu, maka dia hanya tahu makna kawan dan lawan, tanpa tahu bagaimana harus memperlakukan kawan dan lawan...lupa...lupa bahwasannya diantara sebab Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlaq
12. Memahami ayat - ayat sikap tidak secara menyeluruh, sebagian ada yang mengedepankan sikap keras saja terhadap kuffar, tanpa tahu kuffar bagaimana dan seperti apa yang harus dikerasi, sebagian lagi terlalu berlemah lembut sehingga melupakan sisi sisi sikap tegas kepada kaum kuffar, sebagian lagi ada yang tegas kepada kuffar, sayang terhadap kawan, tapi hanya kawan sepengajian saja, melupakan kasih sayang terhadap "KAUM MUSLIMIN SECARA MENYELURUH"...
13. Tidak peka terhadap posisi kawan diskusi, apakah dia seorang da'i / 'alim yang menyeru kepada syirik atau bid'ah, ataukah hanya seorang yang mengikuti saja lantaran terkena syubhat-syubhat,sehingga seorang muqollid pun terkena hantaman kata-kata yang tak sepantasnya keluar dari lisan seorang ahli sunnah...
14. Gemar membahas aib pribadi-pribadi da'i-da'i / ulama-ulama
15. Gemar menyebarkan keburukan, sehingga ghuluw dalam menerapkan ghibah yang dibolehkan
16. Fanatik terhadap ustadz / 'alim tertentu, sehingga orang yang tak berilmu berani menilai seorang yang berilmu (membanding-bandingkan kapasitas keilmuan ustadz, ulama dengan figur idolanya, seolah-olah figurnyalah yang paling faqih, berilmu, paling menguasai sunnah)...

Ada yang mau menambahkan??Silahkan...
Semoga bisa menjadi bahan renungan...

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda disini :

Updates Via E-Mail