Goresan Takdir Di Lauhul Mahfuz (1) | Griya Ilmu & Bisnis
 
Griya Ilmu & Bisnis
 
Rabu, 06 April 2011

Goresan Takdir Di Lauhul Mahfuz (1)

it's an information blog
Ini hanyalah sebuah cerita dari rentetan cerita manusia yang tertunda jadwal penerbitannya...

Tak banyak istimewa, tapi sungguh banyak memiliki makna, makna sebuah cerita kehidupan, makna warna sebuah bentuk kesenjangan, makna dari sebuah rona perjalanan, dan berjuta makna lainnya yang terkandung lebih lama dari sebuah bayi yang mendekam di alam kandungan...

Dia...
Diusianya yang 1 tahun setengah, telah merasakan bagaimana rasanya tak memiliki kasih sayang dari seorang ayah.. masa - masa kecilnya ...disaat dia tengah membutuhkan 2 belaian tangan, tapi dia hanya merasakan sebuah rasa belaian 1 tangan.


Ayahnya pergi.. tapi bukan karena menikah lagi, bukan pula karena mencari rizki... melainkan di panggil Ilahi dalam keadaan tak memiliki nikmat Iman Dan Islam.. karena ayahnya adalah seorang penganut agama dari sebuah aliran kepercayaan, jelas bukan penganut agama samawi...

Di usianya yang baru menginjak 1,5 tahun, dia sudah mampu mengingat cerita kisah kepergian ayahnya dari sisinya...

Siang itu, menjelang sore hari, sang ayah masih terlihat gagah dan sehat, dia meraih anaknya dan menggendongnya di belakang punggunya, sungguh si anak dalam ingatannya masih mampu mengingat seulas senyum manis yang terpancar diwajah sang Ayah, si Ayah menggendongnya seraya berucap : "Hup ... ikut papah ya sayang kedepan... " hanya kalimat itu yang mampu dia ingat... Si Ayah menggendongnya dibalik punggungnya mengajak ke depan gang rumahnya di daerah sinar budi jakarta, yang entah sekarang sudah menjadi seperti apa lokasinya..

Sang Ayah mengajak anak mungilnya itu kedepan gang menuju sebuah warung, ternyata hanya sekedar membeli sebungkus rokok kretek... Lalu ayah dan anak itu kembali kerumahnya yang persis di area rumahnya tersebut ada pabrik sepatu boot...

Hanya itulah potongan cerita yang mampu di ingat oleh sianak tadi, sepertinya si anak terus mengantuk, dan Ayah dan anak itu pun masuk ke kamar lantas mereka tertidur...

Mungkin sekitar menjelang waktu ashar.. si anak terbangun, lalu sebagaimana manjanya anak-anak kecil pada umumnya, dia terbangun dengan penuh rasa manja, lantas menaiki dada ayahnya ... dia bergerak dengan rasa penuh harap sang ayah terbangun dan bercanda bersamanya seperti biasa dihari - hari yang pernah lalui sebelumnya... Tapi....

(Sampai sini penulis tak mampu membendung air mata...)
Ayahnya yang dia gerak gerakkan tubuhnya, digoyang goyangkan dadanya, ternyata bergoyang seluruh badannya... tubuhnya telah kaku... mata si kecil tertegun.. menatap nanar... mungkin jika kita jabarkan, hatinya bertanya "Ada apa dengan ayahnya??"

Mungkin anda pembaca telah dapat menduga.... ya Ayah si kecil ternyata telah tiada, senyumannya tadi adalah senyuman terakhir yang si kecil bisa nikmati, hangatnya gendongan tadi, adalah gendongan terakhir seumur hidupnya yang dia pernah rasakan hingga dia dewasa kini dan menjadi seorang ayah... ucapannya adalah ucapan terakhirnya, dan mungkin dekapan menjelang tidurnya mereka adalah dekapan terakhir yang entah dia nikmati atau tidak disela sela rasa kantuknya si kecil.... yang jelas saat itu kematian ayahnya pertama kali diketahui oleh si kecil, sedangkan dirumah sungguh tak ada orang selain si kecil.. yang jelas itulah kenangan terakhir si kecil dengan ayahnya.... seumur hidupnya..dia sangat rindukan belaian itu....tatapan itu, senyuman itu dan sapaan manis yang selalu terngiang - ngiang ditelingany hingga ia dewasa....

Maaf saya tak sanggup lagi menulis dan menceritakan kejadian ini lagi... yang jelas, mungkin saja dari rentetan cerita kehidupan para manusia yang diantaranya ada anda... anda bisa jadi seorang yang lebih beruntung dari si kecil, atau bahkan nasib anda bisa lebih buruk dari si kecil... yang jelas yang paling berkesan adalah... kejadian kematian ayahnya disaat dia terbangun dari tidurnya dan merindukan sebuah kemanjaan sebagaimana layaknya anak-anak kecil seusianya pada umumnya.... tak pernah dia tahu sebabnya, yang dia ketahui ada air mengalir dari kedua telinganya, hidungnya, mulutnya dan matanya terbelalak dibanjiri air...mungkin air mata terakhirnya...

Basah mata ini mengingat kisah si kecil ini...

0 komentar:

:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

Posting Komentar

Tinggalkan pesan anda disini :

Updates Via E-Mail