Pengantar
Segala puji bagi Allah, sebagaimana kemuliaan wajah-Nya dan keagungan kuasa-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang telah Allah utus sebagai rahmat bagi semesta alam, kepada para keluarganya dan seluruh sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan hingga hari akhir. Wa ba’du:
Saudaraku yang mulia Syaikh Umar bin Musa Al-Hafizd –semoga Allah memberi kami dan beliau taufik- meminta saya untuk menulis sebuah pengantar untuk bukunya yang berjudul “Apa Yang Anda Lakukan Setelah Ramadhan?”. Maka saya katakan kepadanya bahwa penulis pengantar harus ada padanya dua hal: Pertama, membaca dan meneliti bukunya dengan baik dan memberi catatan-catatan yang diperlukan. Kedua, -dan ini yang lebih penting- bahwa menulis sebuah pengantar seharusnya dilakukan oleh orang berilmu yang dikenal oleh masyarakat, atau seorang juru dakwah yang masyhur. Sehingga tulisan pengantarnya dapat memotivasi para pembaca untuk mengambil manfaat darinya.
Walau demikian, saya menulis pengantar ini dengan huznudzan penulis kepada saya dan dalam rangka mewujudkan permintaan penulis.
Saya telah membaca buku ini dengan singkat, saya mendapati bahwa buku ini adalah buku yang bermanfaat, ditulis dengan bahasa yang lugas dan tepat sasaran. Penulis menghiasinya dengan ayat-ayat Al-Quran, nukilan-nukilan dari ajaran nabawi, perkataan-perkataan pilihan para ulama dan syair-syair yang indah, serta peletakan judul-judul yang bagus.
Saya memohon agar Allah membalas penulis dengan pahala yang banyak, dan memberi para pembaca manfaat dari buku ini, sesungguhnya Dia sebaik-baik Dzat yang dimintai.
Shalawat dan salat mudah-mudah tercurah kepada tuan manusia, Nabi kita, cinta kita dan tauladan kita Muhammad, juga kepada keluarganya dan seluruh para sahabatnya. Walhamdulillah rabbil ‘alamin.
Abdullah bin Muhammad Al-Hakami
Dosen Universitas Al-Imam Muhammad Su’ud, Fakultas Ushuluddin.
Pengantar Penulis
Segala puji bagi Allah dan salam kepada seluruh para rasul, wa ba’du:
Sungguh setiap kali saya melihat kaum muslimin begitu antusias melaksanakan ibadah di bulan ramadhan, saya kerap bertanya-tanya, kemanakah kaum muslimin yang begitu banyak ini sebelum bulan ramadhan? Dan bagaimana kabar mereka setelah ramadhan usai? Bukakah Rabb bulan ramadhan juga Rabb bulan yang lainnya? Bukankah kita diperintahkan beribadah kepada Allah azza wa jalla selama hayat masih di kandung badan? Akankah kita hidup dalam kehinaan seperti saat ini jika kita betul-betul beribadah kepada-Nya?
Dengan latar belakang ini dan yang lainnya, saya menggoreskan tulisan ringkas ini. Mudah-mudahan Allah menjadikannya bermanfaat untuk mereka yang meninggalkan amal ibadah setelah bulan ramadhan, mudah-mudahan Allah membukakan hati mereka untuk kembali dengan baik menuju Allah ta’ala.
Tidaklah saya tulis buku ini –wallahul musta’an- melainkan sebagai nasehat dan cinta. Maka perhatikanlah wahai pembaca yang budiman perkataan Abdullah bin Muawiyah, cucu Ja’far At-Thayyar –radhiyallahu ‘anhu berikut ini:
Tidak dapat aku melihat seluruh kekurangan pada apapun yang aku cintai...
Begitu juga sebagiannya, selama aku merasa ridha...
Karena pandangan ridha adalah penghalang untuk dapat melihat segala kekurangan...
Sementara pandangan kebencian dapat membuat segala keburukan menjadi nampak...
Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada siapa saja yang telah memberikan konstribusi demi terwujudnya buku ini, baik secara langsung atau tidak, secara khusus kepada orang-orang yang saya nukil perkataannya tanpa penisbatan. Mudah-mudahan cukup bagi mereka pahala di sisi Allah dan doa bagi mereka dalam kesendirian.
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Umar bin Musa Al-Hafidz – Riyadh (semoga Allah menjaganya)
0 komentar:
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39
Posting Komentar
Tinggalkan pesan anda disini :